Kementerian Pertahanan Rusia bantah melakukan serangan udara ke gedung teater di Mariupol, seperti yang dituduhkan Dewan Kota setempat. Foto: ( AP/Evgeny Maloletka) |
Semarang, Cekfakta - Kementerian Pertahanan Rusia membantah menyerang gedung teater di Mariupol, Ukraina, Rabu (16/3). Berdasarkan kantor berita Rusia RIA, pasukan Rusia tidak melakukan serangan udara ke lokasi yang jadi tempat berlindung warga sipil.
Seperti diberitakan Reuters pada Rabu (16/3), bantahan itu disampaikan tak lama setelah Dewan Kota Mariupol melaporkan serangan udara di Drama Theatre yang menjadi tempat berlindung warga sipil.
"Pasukan Rusia dengan sengaja menghancurkan Drama Theatre di pusat Mariupol. Pesawat menjatuhkan bom di gedung tempat ratusan penduduk Mariupol bersembunyi dengan damai," tulis Dewan Kota, seperti dikutip CNN Edition.
"Bagian tengah teater hancur, pintu masuk ke tempat perlindungan hancur," tulisnya lewat Telegram.
Dewan Kota Mariupol juga kala itu mengatakan jumlah korban sedang dikonfirmasi.
Sementara itu, penasihat Wali Kota Mariupol Petro Andriushchenko mengatakan Drama Theatre merupakan tempat penampungan terbesar, baik secara jumlah dan ukuran di sana.
"Menurut data awal, lebih dari 1.000 orang bersembunyi di sana. Jumlah korban tewas dan luka-luka tidak diketahui," kata Petro Andriushchenko.
"Kemungkinan untuk sampai ke sana untuk membongkar puing-puing masih rendah karena penembakan dan pengeboman kota yang terus-menerus," katanya.
Pekan lalu (12/3), Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta mengungkapkan pasukan Rusia saat ini disebut tengah menyerang Masjid Sultan Suleiman di Mariupol, Ukraina. Di masjid itu, banyak warga yang bersembunyi dari serangan pasukan Vladimir Putin.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan sejumlah negara kala itu juga mengatakan Rusia kemungkinan melakukan kejahatan perang di kota-kota seperti Mariupol, yang sudah dikepung selama berhari-hari.
Tak hanya itu, CNN Edition sebelumnya melaporkan setidaknya empat orang tewas, termasuk satu perempuan hamil, akibat serangan bom Rusia ke RS bersalin di Mariupol, Ukraina.
Serangan ini berlangsung meski Rusia setuju melakukan gencatan senjata selama 12 jam untuk mengevakuasi warga sipil di Mariupol.
(Makmur)