Kabar Pendidikan - Mesir membuka pintu perbatasan Rafah menuju jalur Gaza untuk mengirimkan 10 ambulans mengangkut warga Palestina yang terluka parah akibat serangan udara Israel, ke salah satu rumah sakit di Mesir.
"[Mesir] secara luar biasa membuka penyeberangan Rafah untuk memungkinkan 10 ambulans Mesir ke Jalur Gaza untuk mengangkut warga Palestina yang terluka ... untuk dirawat di Mesir," kata seorang pejabat medis seperti dilansir AFP, Sabtu (15/5).
Seorang pejabat di perbatasan Gaza mengatakan pembukaan itu merupakan pengecualian, karena biasanya perbatasan ditutup selama hari libur umum termasuk Idul Fitri, yang tahun ini berlangsung dari 13-15 Mei di Mesir.
Pemerintah Mesir juga menangguhkan liburan tenaga medis seperti dokter dan perawat untuk menerima warga yang datang dari Jalur Gaza.
Rafah adalah pintu perbatasan satu-satunya bagi penduduk Jalur Gaza untuk bisa bepergian dari wilayah itu. Perbatasan itu ditutup oleh Mesir dan Israel sejak 2007, saat terjadi pergolakan internal di Palestina antara faksi Fatah dan Hamas, dan pada Februari 2021 sempat dibuka tanpa batas.
Serangan Israel sejak Senin (10/5) telah menewaskan sedikitnya 139 orang, termasuk 39 anak-anak, dan 950 orang terluka.
Sementara, roket yang ditembakkan kelompok bersenjata Palestina telah menewaskan sembilan orang di Israel, termasuk seorang anak dan seorang tentara.
Serangan itu merupakan pembalasan terhadap milisi Hamas di Palestina yang meluncurkan roket ke Israel, setelah polisi Israel mendekati jamaah Palestina di masjid Al-Aqsa. Dalam peristiwa itu, polisi menindak warga Palestina yang protes terhadap pengusiran dari rumah di Yerusalem Timur.
Imam besar masjid dan universitas Al-Azhar Mesir, Sheikh Ahmed al-Tayeb, membuat kampanye di media sosial untuk "mendukung rakyat Palestina".
"Hentikan pembunuhan itu," kata dia, "cukup dengan diam dan standar ganda jika kita benar-benar bekerja menuju perdamaian," imbuhnya.
( Utuma )