Ilustrasi badai. Di tengah gelombang 'tsunami' Covid-19 dan krisis kelaparan, India dikabarkan bakal dilanda Badai Monsoon pada Senin (31/5). (Unsplash/Iren Petrova) |
Meski demikian, kondisi tersebut diperkirakan akan menguntungkan beberapa wilayah, seperti di wilayah selatan negara bagian pesisir Kerala.
Pasalnya, seperti dilansir Reuters, hampir setengah dari tanah pertanian India tidak memiliki sistem irigasi, dan bergantung pada intensitas hujan tahunan dari Juni hingga September untuk bercocok tanam padi, jagung, tebu, kapas dan kedelai.
Sejak gelombang 'tsunami' Covid-19 melanda di India, sebagian besar masyarakatnya menghadapi krisis kelaparan.
Hal ini disebabkan oleh beberapa kebijakan penguncian wilayah yang berdampak pada pendapatan perekonomian penduduk.
Salah seorang warga India, Rasheeda Jaleel, mengaku hidup dalam ketakutan bahwa dia mungkin tidak dapat memberi makan tujuh anaknya karena kesulitan mencari nafkah akibat pandemi Covid-19.
Wanita berusia 40 tahun tersebut, suaminya Abdul Jaleel dan anak-anaknya itu dilaporkan bertahan hidup hanya dengan satu kali makan dalam sehari.
"Ketika kami lapar dan haus, saya merasa sangat tidak berdaya dan khawatir, 'Bagaimana saya akan bertahan hidup seperti ini?" kata Jaleel seperti dikutip AFP.
Ia mengungkapkan bahwa ia kerap menahan lapar agar anak-anaknya tetap bisa makan.
Virus corona India dilaporkan telah membunuh kurang lebih 160 ribu orang dalam delapan minggu terakhir. Hal ini membuat rumah sakit kewalahan dan juga berdampak pada bisnis di India.
Para ahli memperingatkan bahwa krisis lain sedang membayangi, dengan meningkatnya kelaparan pada warga miskin di India imbas dari penguncian wilayah pertama, pada tahun lalu.
Sekitar 230 juta masyarakat India jatuh miskinan dengan pendapatan kurang dari 375 rupee per hari atau sekitar Rp74.000 sejak awal pandemi virus corona pada tahun lalu.
Menurut Pusat Pemantauan Ekonomi India, dilaporkan lebih dari 7,3 juta pekerjaan hilang pada bulan April 2021. Itu berarti lebih banyak orang yang menderita, di mana 90 persen pekerja berada di sektor informal yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Banyak orang jatuh miskin tahun lalu, mereka berhutang, dan ... mereka harus mengurangi konsumsi makanan," kata Associate Professor Amit Basole, seperti dikutip AFP.
Abdul Jaleel akhirnya harus mengayuh becak agar dapat memberi makan keluaranya, usai pekerjaannya di kontruksi bangunan dihentikan selama penguncian wilayah di Delhi.
Sebelumnya penghasilan ia sehari mencapai Rp98 ribu, tapi kini ia hanya membawa uang ke rumah kurang lebih Rp19 ribu per hari.
"Dan pada beberapa hari, saya tidak mendapat apa-apa," katanya.
"Sebagai orang tua, kita harus memenuhi kebutuhan, entah kita mengemis, meminjam atau mencuri. Kita tidak punya pilihan." tambahnya.
Pada bulan lalu, BMKG India mengatakan, negara itu diperkirakan akan terjadi hujan monsoon di tahun ini, yang diprediksi dapat meningkatkan produksi pertanian.
( Utuma )